Wednesday, January 2, 2013

Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)

A. Pengertian
Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropobik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenl berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran bervariasi.

B. Tanda dan Gejala
1. Gejalanya tidak seberapa berbeda dengan kehamilan biasanya seperti mual, muntah, pusing dll, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat, keram perut bagian bawah juga sering ditemukan.
2. Pada umumnya besar uterus lebih besar dari usia kehamilan.
3. Perdarahan, biasanya terjadi pada bulan pertama sampai ke tujuh. Sifat perdarahan bisa intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan tersebut umumnya pasien mola mengalami anemia.
4. Mola Hidatidosa bisa disertai dengan preeklamsia, preeklamsia pada mola terjadi lebih muda dari kehamilan biasanya.
5. Emboli paru-paru akut. Hal ini dimungkinkan bisa terjadi, sebetulnya pada tiap kehamilan selalu ada migrasi sel trofoblas ke paru-paru tanpa memberikan gejala akan tetapi pada mola kadang-kadang jumlah sel trofoblas ini sedemikian banyak sehingga dapat menimbulkan emboli paru-paru akut yang bisa menimbulkan kematian.
6. Mola disertai dengan kista lutein, baik unilateral maupun bilateral. Kasus mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4 kali lebih besar untuk mendapat degenerasi keganasan di kemudian hari dari pada kasus tanpa kista.

C. Diagnosis
Adanya Mola hidatidosa harus dicurigai bila ada perempuan dengan amenorea, perdarahan pervaginam, uterus yang lebih besar dari usia gestasi dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotement dan detak jantung janin. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan kadar HCG (Human Charionic Gonadotropin) dalam darah atau urin. Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan USG, diaman kasus mola menunjukan gambaran yang khas yaitu berupa badai salju (snow flake pattern) atau gambaran seperti sarang lebah (honey comb).
Apabila jaringan Mola memenuhi sebagian kavum uteri dan sebagian berisi janin yang ukurannya relatif kecil  dari umur kehamilannya disebut mola parsialis, Umumnya janin mati pada bulan pertama, tapi ada juga yang hidup sampai cukup besar atau bahkan aterm.Umumnya mola parsialis mempunyai kariotipe triploid. Pada perkembangan selanjutnya jenis mola ini jarang menjadi ganas.

D. Pengelolaan Mola
- Perbaikan Keadaan Umum : Transfusi darah untuk memperbaiki syok atau anemia.
- Pengeluaran jaringan Mola : Vakum Kuretase atau Histerektomi ( pada perempuan yang telah cukup umur dan cukup mempunyai anak.
- Pemeriksaan Tindak Lanjut
Tes hCG harus mencapai nilai normal 8 minggu setelah evakuasi. Lama pengawasan berkisar satu tahun. Untuk tidak mengacaukan pemeriksaan selama periode ini pasien dianjurkan untuk tidak hamil dulu.

E. Prognosis
Kematian pada Mola Hidatidosa disebabkan oleh perdarahan, infeksi, payah jantung atau tirotoksikosis. Sebagian pasien Mola akan sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi kariokarsinoma. Bila terjadi keganasan maka pengelolaan secara khusus pada divisi Onkologi Ginekologi.

Sumber :
Saifuddin , 2008
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgkZF3y9sFXhf6YqZK4dg5hOdv7B5TtSPLJo-O0qRJVo5NH_nZ6puatEGbb03sxlxAihUoiT0WSIHqigWA1HSuZrsp1tk54IFFUQrHvC9XK9TVyzVHScGlb5_B3rgYOxn5Htt0KFXdhMsX/s1600/mola-hidatidosa.jpg

No comments:

Post a Comment